Coping Strees Wanita Career dengan Dua Orang Balitanya.
Memiliki dua orang balita memang
terdengar menggemaskan, akan tetap jika dilihat dari cara perawatan dalam
pertumbuhannya tentunya cukup menguras banyak kesabaran. Dengan dua anak yang
tidak berbeda jauh masa perkembangan dan keaktifannya juga tuntutan pekerjaan
sebagai wanita karir mebuat seorang ibu yang dihadapkan dengan dua hal yang
cukup mengganggu ini tak jarang mengalami stress. Setiap individu yang hidup
memang tidak lepas dari stres dalam kesehariannya (Powell, 1983). Banyak
individu mengenal istilah stres, meskipun secara harfiah stres sendiri sulit
didefinisikan karena memiliki banyak makna bagi orang yang berbeda.
wanita karir dengan dua balita ini
bernama fitri. Kesehariannya sebelum brangkat kerja sekitar pukul 09.00 pagi ia
membuat sarapan, mengurus anak dan melayani suaminya yang juga akan berangkat
kerja. Meski ia memiliki pembantu akan tetapi dengan satu anak berumur 2 tahuan
dan 9 bulan tentunya masih butuh banyak tenaga untuk menjaga keduanya.
Setelah semua selesai maka fitripun
berangkat kerja, jika urusan rumah sudah selesai saatnya mengurusi pekerjaan
yang tak kalah penting dan rumitnya. Ia bekerja sebagai salah satu PNS di
kantor administrasi provinsi banten, tepatnya biro umum urusan kesekertatiatan.
Biasanya jam kerja senin-jumat sekitar pukul 09-00 sampai dengan 16-00. Waktu
yang cukup lama untuk bergelut denga pekerjaan dan meninggalkan urusan rumah
dan anak anak.
Setelah pulang ia kembali menghadapi
kedua anaknya, menyusui si kecil yang berumur 9 bulan, memandikan si sulung
yang tentunya pada usianya tengah dalam keaktifan yang cukup tinggi dan bukan
hal yang mudah. Sisa sisa pekerjaan yang dibawanya ke rumah ternyata tak selalu
hilang dengan tawa canda anak-anaknya. Bahkan kadang ditambah dengan tangisan
dan tingkah menyebalkan anak sulungnya membuatnya harus menahan emosi. Belum
lagi untuk bangun ditengah malam menyusui dan membuatkan susu sang anak.
Membuat kurang tidur menjadi salah satu penambah stress setiap harinya.
Untuk menghilangkan jenuh dan stress
yang dihadapinya, fitri sering kali mengadakan kumpul bersama teman teman
dekatnya juga mengunjungi keluarga di kampung ketika libur. Hal itu
dipercayanya dapat sedikitnya mengurangi rasa lelah dan strees yang dialaminya.
Stress adalah bentuk
ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini
mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat
produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya,
stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress
disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut
strain.
Stress menurut Hans Selye
1976 merupakan respon tubuh yang bersifat tidak spesifik terhadap setiap
tuntutan atau beban atasnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan
stress apabila seseorang mengalami beban atau tugas yang berat tetapi orang
tersebut tidak dapat mengatasi tugas yang dibebankan itu, maka tubuh akan
berespon dengan tidak mampu terhadap tugas tersebut, sehingga orang tersebut
dapat mengalami stress. Respons atau tindakan ini termasuk respons fisiologis
dan psikologis.
Adapun stresor-stresor tersebut diklasifikasikan sebagai
berikut:
·
Sumber-sumber stres di dalam diri seseorang :
Kesakitan: tingkatan stres yang muncul
tergantung pada keadaan rasa sakit dan umur individu.
Penilaian dari kekuatan motivasional
yang melawan, bila seseorang mengalami konflik. Konflik merupakan sumber stres
yang utama. Menurut teori Kurt lewin, kekuatan motivasional yang melawan akan
menyebabkan dua kecenderungan yang berlawanan, yaitu pendekatan dan
penghindaran.
·
Sumber-sumber stres di dalam keluarga:
Stres dapat bersumber dari
interaksi di antara para anggota keluarga, seperti perselisihan dalam masalah
keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, hingga tujuan yang saling berbeda.
·
Sumber-sumber di dalam komunitas dan
lingkungan:
Interaksi subjek di luar lingkungan
keluarga melengkapi sumber-sumber stres, dan beberapa pengalaman stres orang
tua bersumber dari pekerjaannya dan lingkungan yang sifatnya stressful.
(a)
Pekerjaan dan stres
Hampir semua orang di dalam
kehidupan mereka mengalami stres sehubungan dengan pekerjaan mereka.
Faktor-faktor yang dapat membuat pekerjaan itu stressful, antara lain adalah Tuntutan pekerjaan dan banyaknya
pekerjaan.
(b)
Stres yang berasal dari lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan fisik, seperti: kebisingan, suhu yang terlalu panas, kesesakan, dan
angin badai. Stresor lingkungan mencakup stresor secara makro, seperti migrasi,
dan kerugian akibat teknologi modern seperti kecelakaan lalu lintas, bencana
nuklir.
Jika dilihat dari kasus fitri ini sterss
yang dialaminya merupakan stress Tekanan (Pressure). Stessor yang ia dapat
bersumber dari luar diri atau bisa disebut lingkungan. Keaktifan anaknya, dan
perilaku menyebalkan anak, urusan rumah tangga juga tuntutan pekerjaan sebagai
stressor yang terus menekan fitri. Sehingga timbulnya stress dalam diri fitri.
Dalam menghadapi stress tentunya banyak
cara yang dilakukan fitri untuk menghilangkannya salah satunya adalah Strategi coping yang merupakan suatu upaya untuk
menanggulangi situasi stres yang menekan akibat masalah yang dihadapinya dengan
cara melakukan perubahan kogntif maupun prilaku guna memperoleh rasa aman dalam
dirinya sendiri. Keberhasilan coping lebih tergantung pada penggabungan
strategi coping yang sesuai dengan ciri masing-masing kejadian yang penuh
stres, daripada mencoba menemukan satu strategi coping yang paling berhasil.
Coping yang efektif
untuk dilaksanakan adalah coping yang
membantu seseorang untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak
merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya (lazarus dan folkman).
Yang biasa dilakukan
individu dalam koping psiko-sosial adalah, menyerang, menarik diri dan
kompromi.
Perilaku menyerang, Individu menggunakan energinya untuk melakukan
perlawanan dalam rangka mempertahan integritas pribadinya. Prilaku yang
ditampilkan dapat merupakan tindakan konstruktif maupun destruktif. Destruktif
yaitu tindakan agresif (menyerang) terhadap sasaran atau objek dapat berupa
benda, barang atau orang atau bahkan terhadap dirinya sendiri. Sedangkan sikap
bermusuhan yang ditampilkan adalah berupa rasa benci, dendam dan marah yang
memanjang. Sedangkan tindakan konstruktif adalah upaya individu dalam
menyelesaikan masalah secara asertif. Yaitu mengungkapkan dengan kata-kata
terhadap rasa ketidak senangannya.
Perilaku menarik diri, Menarik diri adalah prilaku yang menunjukkan pengasingan
diri dari lingkungan dan orang lain, jadi secara fisik dan psikologis individu
secara sadar meninggalkan lingkungan yang menjadi sumber stressor misalnya ;
individu melarikan diri dari sumber stress, menjauhi sumber beracun, polusi,
dan sumber infeksi. Sedangkan reaksi psikologis individu menampilkan diri
seperti apatis, pendam dan munculnya perasaan tidak berminat yang menetap pada
individu.
Kompromi, merupakan tindakan konstruktif yang dilakukan oleh
individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara
bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang sihadapi,
secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat
diselesaikan.
Kaitan antara koping dengan
mekanisme pertahanan diri (defense mechanism), ada ahli yang melihat defense
mechanism sebagai salah satu jenis koping (Lazarus, 1976). Ahli lain melihat
antara koping dan mekanisme pertahanan diri sebagai dua hal yang berbeda.
(Harber dan Runyon, 1984).
Coping yang dilakukan
fitri adalah dengan Kompromi, yaitu salah satu bentuk coping dengan tindakan konstruktif yang dilakukan oleh
individu untuk menyelesaikan masalah, lazimnya kompromi dilakukan dengan cara
bermusyawarah atau negosiasi untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi,
secara umum kompromi dapat mengurangi ketegangan dan masalah dapat
diselesaikan. Kaitan antara koping dengan mekanisme pertahanan diri (defense
mechanism), ada ahli yang melihat defense mechanism sebagai salah satu jenis
koping (Lazarus, 1976). Ahli lain melihat antara koping dan mekanisme
pertahanan diri sebagai dua hal yang berbeda. (Harber dan Runyon, 1984).
Coping yang dilakukan fitri adalah berkompromi dengan
tekanan tekanan yang dihadapinya, ketika ia mendapatkan tekananan dari anaknya
maka ia akan bermusyawarah dan dirinya akan melakuakan mekanisme pertahanan
dirinya. Bisa dengan sedikit memberinya waktu istirahat sendiri sekedar untuk
memberikan dirinya dan menyesuaikan dirinya dengan situasi saat seperti yang
tengah ia hadapi.
Sumber
Haber, A, Runyon, R.P.1984. Psychology of Adjustment. Illinois : The Dorsey Press.
Lazarus, 1976. Pattern of Adjustment. Mc Graw Hill Inc
Powell, D.H. 1983. Understanding Human Adjustment. Canada : Little, Brown &
Company
Komentar
Posting Komentar